Seorang pejabat senior Departemen Pertahanan AS, Patrick Johnson, menyambut delegasi Indonesia untuk membahas strategi tenaga kerja siber Pentagon dalam menghadapi tuntutan dunia siber yang terus berkembang. Pertemuan ini diadakan sebagai bagian dari Program Kepemimpinan Pengunjung Internasional (IVLP) Departemen Luar Negeri AS, yang bertujuan membangun hubungan jangka panjang dengan para pemimpin asing dan mitra mereka di Amerika Serikat.
Dalam kesempatannya, Johnson menjelaskan pentingnya tenaga kerja siber dalam mempertahankan keamanan global. “Di dunia maya, manusia adalah sistem persenjataannya,” ujarnya. Ia juga mengatakan bahwa kita harus memperhitungkan dampak kinetik dan nonkinetik yang dapat membentuk medan perang modern. Misalnya seperti, ancaman siber yang dapat mengalahkan teknologi militer tanpa harus menggunakan senjata fisik.
Dalam diskusi ini, para peserta diberi kesempatan untuk membahas tantangan bersama yang mencakup sektor publik dan swasta di AS dan Indonesia. Dimana kendala birokrasi umum seperti perjuangan proses perekrutan yang panjang bagi sektor publik.
Baca juga : MTI Day 2024 – Fasilkom & TI, Universitas Sumatera Utara
Alfian Linux, CEO Xtend Indonesia, sebuah perusahaan swasta dibidang IT, mengatakan bahwa pengalamannya berpartisipasi pada pertukaran ini sangat berharga.
“Semua orang tau bahwa perusahaan-perusaan besar dan teknologi-teknologi sebelumnya berasal dari Amerika Serikat,” katanya. Ia juga menambahkan bahwa ia berharap diskusi IVLP ini akan membuka pintu bagi perusahaan-perusahaan Indonesia untuk bekerja sama secara efektif dengan perusahaan-perusahaan Amerika Serikat.
Johnson selaku tuan rumah juga mengatakan bahwa Amerika serikat juga memperoleh manfaat besar bagi kegiatan pertukaran tersebut.
“Di bidang siber, kekurangan talenta bersifat global,” katanya. Ia menambahkan bahwa setiap negara juga memiliki infrastruktur teknologi informasi yang sangat penting harus terus dipertahankan dengan baik.
Ia juga mengatakan bahwa sebuah kewajiban penting bagi setiap negara untuk saling terbuka belajar guna mengatasi bersama berbagai tantangan global ini.
“Saya pikir, kita perlu menanggapinya dengan serius (dan) memanfaatkan kesempatan itu untuk berbicara dengan orang-orang pintar dari luar lingkungan kecil kita,” katanya. “Dunia punya banyak hal untuk ditawarkan,” tambahnya pula.